Kamis, 23 Juni 2016

makalah alur komunikasi

KOMUNIKASI ORGANISASI

PERAMASALAHAN : ANALISIS ALUR KOMUNIKASI ORGANISASI


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Komunikasi Organisasi









Disusun oleh :

FRISKILA DESI ( C1021511RB5108 )







2016
UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP BANDUNG
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI DAN ADMINUSTRASI
DOSEN : Pupi Indriati Z,S.Sos,M.Si
REGULER SORE






DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL ………………………………………………                         

DAFTAR ISI ……………………………………………………….                      

KATA PENGANTAR .…………………………………………….                      

BAB I PENDAHULUAN .…………………………………..………..                 

1.1                 Latar Belakang ……………………………….                 
1.2                 Rumusan Masalah …………………………...
1.3       Tujuan ………………………………………….                 

BAB II KERANGKA TEORI ………………………………………..                

2.1       Pengertian Organisasi ………………………..                   
2.2       Pengertian Komunikasi ……………………....
2.3       Alur Komunikasi dalam Organisasi ………...                   

BAB III ANALISA ORGANISASI ………………………………….                 

3.I       Kesimpulan …………………………………....                  
3.II      Saran ………………………………………..….                 
BAB IV PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….                












KATA PENGANTAR        

Puji dan syukur alhamdulillah, kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya dan Inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dengan terselesaikannya tugas makalah ini. kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan ini, masih banyak terdapat kekeliruan, seperti pepatah tak ada gading yang  tak retak, Kami akan sangat berlapang dada dan berbesar hati menerima saran dan kritik yang sifatnya membangun, bermanfaat bagi kelanjutan pembuatan makalah yang selanjutnya.

                       








Bandung, Maret 2016
Penyusun




























BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Alur komunikasi diatur di dalam organisasi. Ada secara eksplisit dan implisit pembatas pada siapa dapat berkomunikasi, dengan cara bagaimana, tentang apa, dan untuk tujuan apa. ciri-ciri arah dan alur komunikasi organisasional adalah Komunikasi keatas, kebawah, dan menyamping

1.2       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan masalah yaitu :
Bagaimanakan alur komunikasi sebuah perusahaan atau organisasi yang ada


1.3       Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menganalisa alur komunikasi sebuah organisasi dan memaparkan sebuah kasus dalam organisasi tersebut

































BAB II
PEMBAHASAN


2.1       Pengertian Organisasi

Dalam berorganisasi, komunikasi merupakan elemen penting. Tanpa adanya komunikasi, sebuah organisasi hanyalah serangkaian manusia, alat-alat, dan proses yang tidak dapat bekerja sama. Menurut Carl I. Hovland, komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambing-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain  (komunikate).

2.2       Pengertian Komunikasi

Brent D. Ruben (1988), komunikasi yang komprehensif yaitu komunikasi manusia adalah suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya, dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain.
            Seiler ( 1988), komunikasi yang universal yaitu komunikasi adalah proses dengan mana symbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima, dan diberi arti.


2.3       Alur Komunikasi dalam Organisasi
           
Komunikasi Ke Atas
                        Komunikasi Ke Atas dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah ( Bawahan ) ke tingkat yang lebih tinggi ( penyelia ). Semua pegawai dalam sebuah organisasi, kecuali mungkin mereka yang menduduki posisi puncak, mungkin berkomunikasi ke atas –yaitu, setiap bawahanan dapat mempunyai alasan yang baik atau meminta informasi dari atau memberi informasi kepada seseorang yang otoritasnya lebih tinggi dari pada dia. Suatu permohonan atau komentar yang diarahkan kepada individu yang otoritasnya lebih besar, lebih tinggi, atau lebih luas merupakan esensi komunikasi keatas.

A). Fungsi Komunikasi ke Atas ( Pace, 1989 ) :
1.      Dengan adanya komunikasi ke atas supervisior dapat mengetahui kapan bawahannya siap untuk diberi informasi dari mereka dan bagaimana baiknya mereka menerima apa yang disampaikan karyawan.
2.      Arus komunikasi ke Atas memberikan informasi yang berharga bagi pembuatan keputusan.
3.      Komunikasi ke atas memperkuat apresiai dan loyalitas karyawan terhadap organisasi dengan jalan memberikan kesempatan untuk menanyakan pertanyaan, mengajukan ide-ide dan saran-saran tentang jalannya organisasi.
4.      Komunikasi ke atas membolehkan, bahkan mendorong desas-desus muncul dan membiarkan supervisior mengetahuinya.
5.      Komunikasi ke atas menjadikan supervisior dapat menentukan apakah bawahan menangkap arti seperti yang dia maksudkan dari arus informs ke bawah.
6.      Komunikasi ke atas menbantu keryawan mengatasi masalah-masalah pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dalam tugas-tugasnya dan organisasi.

B). Apa yang seharusnya Dikomunikasikan ke Atas :
Kebanyakan analisis dan penelitian dalam komunikasi ke atas menyatakan bahwa penyelia dan manajer harus menerima informasi dari bawahan mereka yang :

1.      Memberitahukan apa yang dilakukan bawahan -pekerjaan mereka,prestasi,kemajuan, dan rencana-rencana untuk waktu mendatang.
2.      Menjelaskan persoalan-persoalan kerja yang belum dipecahkan bawahan yang mungkin memerlukan beberapa macam bantuan.
3.      Memberikan saran atau gagasan untuk perbaikan dalam unit-unit mereka atau dalam organisasi sebagai suatu keseluruhan
4.      Mengungkapkan bagaimana pikiran dan perasaan bawahan tdntang pekerjaan mereka, rekan kerja mereka, dan organisasi

Pentingnya Komunikasi Keatas karena beberapa alasan :
1.      Aliran informasi ke atas memberi informasi berharga untuk pembuatan keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawasi kegiatan orang-orang lainnya ( Sharma,1979),
2.      Komunikasi ke atas memberitahukan kepada penyelia kapan bawahan mereka siap menerima informasi dari mereka dan seberapa baik bawahan menerima apa yang dikatakan kepada mereka (Planty & Machaver, 1952 ),
3.      Komunikasi ke atas memungkinkan –bahkan mendorong- omelan dan keluhkesah muncul ke permukaan sehingga penyelia tau apa yang mengganggu mereka yang paling dekat dengan operasi-operasi sebenarnya ( conboy, 1976 ),
4.      Komunikasi ke atas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada organisasi dengan memberi kesempatan kepada pegawai untuk mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan serta saran-saran mengenai operasi organisasi (planty & Machayer, 1952 ),
5.      Komunikasi ke atas mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah bawahan memahami apa yang di harapkan dari aliran informasi ke bawah ( planty & machayer, 1952),
6.      Komunikasi ke atas menbant pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dengan pekerjaan mereka dan dengan organisasi tersebut ( Harriman, 1974).

C) Kesulitan Mendapatkan Informasi ke Atas (Sharma, 1979 ) :
1.      Kecenderungan karyawan untuk menyembunyikan perasaan dan pikirannya.
2.      Perasaan karyawan bahwa pimpinan dan supervisior tidak tertarik kepada masalah mereka.
3.      Kurangnya Reward atau penghargaan terhadap karyawan yang berkomunikasi ke atas.
4.      Perasaan karyawan bahwa supervisor dan pimpinan tidak dapat menerima dan berespons terhadap apa yang dikatakan oleh karyawan.

D). Faktor yang mempengaruhi Efektifitas Komunikasi ke Atas :
1.      Komunikasi ke atas lebih mungkin digunakan oleh pembuat keputusan pengelolaan, apabila pesan itu disampaikan tepat pada waktunya.
2.      Komunikasi ke atas yang bersifat positif, lebih mungkin di gunakan oleh pembuat keputusan mengenai pengelolaan dari pada komunikasi yang bersifat negative.
3.      Komunikasi ke atas lebih mungkin diterima, jika pesan itu mendukung kebijaksanaan yang baru.
4.      Komunikasi ke atas memungkinkan lebih efektif, jika komunikasi itu langsung kepada penerima yang dapat berbuat mengenai hal itu.
5.      Komuniksi ke atas akan lebih efektif, apabila komunikasi itu mempunyai daya tarik secara intuatif bagi penerima.
Adanya komunikasi ke atas yang efektif memberikan beberapa ganjaran bagi pemimpin secara langsung dan penting. Menurut Planty dan Machaver (Koechler, 1981) ganjaran ( reward) itu adalah sebagai berikut :
1.      Pimpinan mendapatkan suatu gambaran mengenai penyempurnaan dari pekerjaan, penyelesaian tugas, masalah masalah perencanaan, sikap dan perasaan karyawan pada semua tingkat.
2.      Sebelum keruwetan bertambah dalam, pimpinan dapat memperhatikan individu individu, kebijaksanaan kebijaksanaan, tindakan tindakan, atau tugas tugas yang mungkin menimbulkan kesulitan.
3.      Dengan bantuan supervise eselon yang lebih rendah, menyempurnakan seleksi mereka mengenai hal hal yang dikomunikasikan ke atas
4.      Dengan adanya komunikasi ke atas pimpinan dapat memperkuat peralatan untuk merekam ide ide dan bantuan dari bawahannya. Hal ini membantu pimpinan memperoleh jawaban yang lebih baik mengenai masalah masalah mereka dan tanggung jawab mereka.
5.      Dengan terbukanya arus komunikasi ke atas, pimpinan membantu arus dan penerimaan komunikasi ke bawah.

E). Prinsip-Prinsip Komunikasi ke Atas ( planty dan machaver (1952) )

1.      Program komunikasi ke atas yang efektif harus direncanakan.
2.      Program komunikasi ke atas yang efektif berlangsung secara berkesinambungan.
3.      Program komunikasi ke atas yang efektif menggunakan saluran rutin.
4.      Program komunikasi ke atas yang efektif menitikberatkan kepekaan dan penerimaan dalam pemasukan gagasan dari tingkat yang lebih rendah.
5.      Program komunikasi ke atas yang efektif mencakup mendengarkan secara objektif.
6.      Program komunikasi ke atas yang efektif mencakup tindakan untuk menanggapi masalah.
7.      Program komunikasi ke atas yang efektif menggunakan berbagai media dan metode untuk meningkatkan aliran informasi.

Komunikasi ke Bawah
            Komunikasi ke bawah menunjukan arus pesan yang mengalir dari para atasan atau pimpinan kepada bawahannya. Kebanyakan komunikasi ke bawah digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkenaan dengan tugas-tugas dan pemeliharaan. Komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan berotoritas tinggi kepada mereka yang berotoritas rendah. Biasanya kita beranggapan bahwa informasi bergerak dari manajemen kepada para pegawai; namun, dalam organisasi kebanyakan hubungan ada pada kelompok manajemen (Davis, 1967).


A). Tipe-tipe Komunikasi ke Bawah :
1.      Instruksi Tugas, yaitu pesan yang disampaikan kepada bawahan mengenai apa yang diharapkan dilakukan mereka dan bagaimana melakukannya.
2.      Rasional, rasional pekerjaan adalah pesan yang menjelaskan mengenai tujuan aktivitas dan bagaimana kaitan aktivitas itu dengan aktivitas lain dalam organisasi atau objektif organisasi.
3.      Ideologi, pesan mengenai ideology ini adalah merupakan perluasan dari pesan rasional.
4.      Informasi, pesan inforamasi dimksudkan untuk memperkenalkan bawahan dengan praktik-praktik organisasi, peraturan-peraturan organisasional, keuntungan, kebiasaan dan data lain yang tidak berhubungan dengan instruksi dan rasional.
5.      Balikan, adalah pesan yang berisi infomasi mengenai ketepatan individu dalam melakukan pekerjaannya.

Jenis Komunikasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan (Katz & Khan 1966 )
1.      Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan,
2.      Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan,
3.      Informasi mengenai kebijakan dan praktik0praktik organisasi,
4.      Informasi mengenai kinerja pegawai, dan
5.      Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas ( sense of mission).

B). Faktor yang mempengaruhi Komunikasi ke Bawah :
1.      Keterbukaan
2.      Kepercayaan pada pesan tulisan
3.      Pesan yang berlebihan
4.      Timing
5.      Penyaringan

C). Penyempurnaan Komunikasi ke Bawah ( Davis, 1976 ) :
1.      Pimpinan Hendaklah sanggup memberikan informasi kepada karyawan apabila dibutuhkan mereka.
2.      Pemimpin hendaklah membagi informasi yang dibutuhkan oleh karyawan.
3.      Pemimpin hendaklah mengembangkan suatu perencanaan komunikasi
4.      Pimpinan hendaklah berusaha membentuk kepercayaan diantara pengirim dan penerima pesan.

D). Metode Komunikasi ke Bawah ( pace, 1984 ) mengemukakan ada empat klasifikasi metode itu yaitu : Metode lisan, Tulisan, Gambar dan campuran dari lisan-tulisan dan gambar. Untuk menentukan mana metode yang tepat digunakan oleh pimpinan ada kriteria yang dapat digunakan sepert berikut :
1.      Ketersediaan
2.      Biaya
3.      Dampak
4.      Relevansi
5.      Respons
6.      Skil


Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan di antara orang orang yang sama tingkatan otoritasnya di dalam organisasi. Pesan yang mengalir menurut fungsi dalam organisasi diarahkan secara horizontal. Pesan ini biasanya berhubungan dengan tugas tugas atau tujuan kemanusiaan, seperti koordinasi, pemecahan masalah, penyelesaian konflik dan saling memberikan informasi.
A). Tujuan Komunikasi Horizontal:
1.      Mengkordinasikan tugas tugas
2.      saling membagi informasi untuk perencanaan dan aktifitas aktifitas
3.      Memecahkan masalah yang timbul di antara orang orang yang berada dalam tingkat yang sama. Dengan adanya keterlibatan dalam memecahkan masalah akan menambah kepercayaan dan moral dari karyawan.
4.      menyelesaikan konflik di antara anggota yang ada dalam bagian organisasi dan juga antara bagian dengan bagina lainnya. Penyelesaian konflik ini bagi perkembangan sosial dan emosional dari anggota dan juga menciptakan iklim organisasi yang baik.
5.      menjamin pemahaman yang sama. Bila perubahan dalam suatu organisasi diusulkan, maka perlu ada pemahaman yang sama antara unit unit organisasi atau anggota unit orgasnisasi tentang perubahan itu. Untuk ini mungkin suatu unit dengan unit lainnya mengadakan rapat untuk mencari kesepakatan terhadap perubahan tersebut
6.      mengembangkan sokongan interpersonal. Karena sebagian besar dari waktu kerja karyawan berinteraksi dengan temannya maka mereka memperoleh sokongan hubungan interpersonal dari temannya. Hal ini akan memperkuat hubungan di antara sesame karyawan dan akan membantu kekompakan dalam kerja kelompok. Interaksi ini akan mengembangkan rasa sosial dan emosional karyawan.

B). Metode Komunikasi horizontal
Bentuk yang paling umum dari Komunikasi horizontal adalah kontak interpersonal yang mungkin terjadi dalam berbagai tipe. Di antara bentuk yang seringkali terjadi adalah sebagai berikut :
1.      Rapat-rapat komite. Rapat rapat komite ini biasanya diadakan untuk melakukan koordinasi pekerjaan, saling berbagi informasi, memecahkan masalah dan menyelesaikan konflik di antara sesame karyawan.
2.      Interaksi informal. Pada waktu jam istirahat. Anggota unit unit kerja dalam suatu organisasi mungkin bekerja terpisah satu sama lain, tetapi pada waktu jam istirahat mereka mempunyai kesmpatan berkumpul bersama saling terlibat dalam komunikasi interpersonal satu sama lain.
3.      Percakapan telepon. Karena pada masa sekarang tiap-tiap organisasi umumnya mempunyai telepon maka pemberian informasi di antara satu karyawan dengan karyawan lainnya dapat dilakukan melalui telepon. Koordinasi aktifitas pekerjaan, beberapa negosiasi dapat dilakukan melalui percakapan telepon.
4.      Memo dan Nota. Tulisan tangan yang berbentuk memo atau nota adalah bentuk yang paling umum digunakan dalam berhubungan dengan teman sekerja.
5.      Aktivitas sosial. Di dalam suatu organisasi biasnya ada kelompok kelompok untuk rekreasi, olahraga, kegiatan sosial, dan sebagainya. Kelompok kelompok ini mengembangkan komunikasi horizontal dalam organisasi.
6.      Kelompok mutu. Yang dimaksud dengan kelompok mutu ini adalah suatu kelompok dalam organisasi yang secara sukarela bertanggungjawab untuk memperbaiki mutu pekerjaan mereka.

C). Masalah dalam Komunikasi horizontal
Kahn dan Katz mengatakan bahwa organisasi yang agak lebih otoriter mengontrol dengan ketat Komunikasi horizontal ini. Makin tinggi tingkat pimpinan makin banyak informasi tentang bagian bagian yang ada di bawah kontrolnya dan makin trendah tingkat pimpinan makin sedikit informasi yang dikenalnya atau yang hanya berkenan dengan bagianya saja. Keterbatasan informasi menambah kekuasaan bagi pimpinan untuk berkuasa. Dengan meningkatkan keterbatasan komunikasi horizontal bawahan menjadi tergantung kepada informasi yang disampaikan secara vertikal. Pemerintahan yang otoriter adalah contoh yang ekstrem yang mengontrol komunikasi horizontal.
Sebaliknya dapat pula dilihat bahwa komunikasi horizontal berkembang serta tidak terkontrol. Karena struktur orgasnisasi mempunyai lebih banyak bagian bagian dan setiap individu makin mempunyai spesialisasi tertentu, kebutuhan akan koordinasi bagian bagian menambah komunikasi horizontal. Jomunikasi horizontal bertambah karena kekuasaan atau otoritas sentralisasi menjadi berkurang.
Bila karyawan tidak mengajukan pertanyaan dalam pelaksanaan tugasnya dan tidak pula ada masalah yang akan dipecahkannya, maka pembicaraan mereka sambil bekerja tidaklah menyangkut hal hal formal lagi, tapi sudah beralih kepada pembicaraan yang tidak relevan dengan tugas tugasnya. 

































BAB III
ANALISA ORGANISASI


3.1  Sejarah MGT Radio Bandung
            MGT Radio 101.1 FM pertama kali berdiri pada tahun 1971. Perusahaan yang mendirikan MGT Radio 101.1 FM yaitu PT Radio Swakarsa Megantara. Radio yang berdiri di kawasan Buah Batu, Bandung saat ini membidik segmen pendengar Dewasa berusia 25 hingga 39 tahun dengan status ekonomi sosial A dan B. Pembidikan segmen dan konsep tersebut terbentuk pada tahun 2000 dimana MGT Radio 101.1 FM menemukan jati dirinya setelah 29 tahun melakukan pergantian konsep dan segmentasi pendengar.

Profil MGT Radio 101.1 FM MGT Radio 101.1 FM adalah sebuah radio siaran milik PT Radio Swakarsa Megantara. MGT Radio 101.1 FM merupakan salah satu Radio di Bandung yang mengudara di frekuensi 101,1 FM dengan mengusung tagline Hanya Memainkan Lagu Terbaik. Berikut data MGT Radio 101.1 FM yang berhasil penulis dapatkan :

Nama Badan Hukum : PT. Mustika Parahyangan
Nama di Udara : 101.1 MGTRADIO
Penanggung Jawab : Budidarma Putra
Frekuensi : FM 101.1 MHz
No. Anggota PRSSNI : 021-I/1971
Alamat : Jl. Buahbatu No. 8 Bandung 40262
Nomor Telepon / Fax : (022) 7311205, 7311206, 7311207 / 7300397
Website : www.mgtradio.com
Devisi Off Air : Megantara Production
Radius Jangkauan Siaran : Bandung, Subang, Pangalengan, Tasikmalaya,Ciamis, Cianjur, Puncak
Komposisi Musik : 50 % lagu Indonesia (POPULER) dan 50 % lagu Barat (POPULER)
Jenis Musik : Pop, jazz, slow rock, reggae, R&B, dance/ disco 80’s
Format Musik : Easy listening, adult contemporary, oldies 80’s, 90’s dan today’s hits
Program Unggulan  : BDG610
Program Unggulan lainnya : BGD47, MGT Play, Zona Request Malam, Hot30 weekend

Struktur Organisasi MGT Radio 101.1 FM

Description: C:\Users\PC FO\Downloads\C360_2016-03-28-11-32-46-656 (1).jpg

Alur Komunikasi MGT Radio

           Alur organisasi komunikasi di MGT Radio bisa dikatakan alur komunikasi ke atas, karena pada dasarnya banyak informasi yang muncul dari bawahan atau pekerja yang disampaikan kepada atasan.
Contohnya ada pada bagian marketing, saat bagian marketing mempunyai PO atau klient yang ingin mengiklan di radio MGT, bagian marketing mendistribusikan materi iklan yang diberikan klien kepada atasannya yaitu manager marketing kemudian bagian manager marketing mendistribusikan lagi kepada station manager, station manager kepada general manager dan general manager  kepada Direktur lalu Direktur kepada Direktur Utama.
Atau juga pada bagian Program, jika ada suatu kesalahan dalam sebuah on air  maka tentu saja bagian yang jabatannya di bawah Program Director yang akan mungkin pertama mengetahui kendala nya seperti apa, karena PD biasanya melakukan mixing lagu saat siaran berlangsung jadi kemungkinan besar dia tidak mendengarkan on air yang sedang berjalan. Misalnya jika ada kegagalan dalam mixing lagu pada RCS yang dibuat penyiar orang yang biasanya lebih tahu akan kesalahan itu adalah Front Office karena Front office hampir mendengarkan siaran radio MGT selama masa dia bekerja, dan biasanya juga front office atau siapapun yang mendengarkan kegagalan itu akan langsung memberitahukan kepada bagian PD agar bisa di perbaiki.
           Meskipun semua keputusan berada di tangan pimpinan, tapi para bawahan di Radio MGT mempunyai keleluasaan berbicara pada saat meeting rapat koordinasi sehingga banyak sekali masukan dari bawahan yang di ambil oleh pimpinan untuk dijadikan keputusan. Tapi tentu saja itu juga dibutuhkan pertimbangan yang matang juga tanggung jawab dari bawahan itu sendiri agar dapat melaksanakan ide/gagasannya dengan baik.
           Tapi terdapat beberapa kelemahan dalam alur komunikasi ini misalnya saja karena luasnya keterbukaan berpendapat dan menyampaikan informasi maka para bawahan banyak yang acuh / tidak menggangap pada atasannya. Dan mungkin lebih parahnya lagi banyak yang berfikiran bahwa mereka bisa bekerja dengan baik meskipun tanpa di beritahu atau di tugaskan oleh pimpinannya. Dan para pimpinan mun menjadi tidak punya wibawa karena kedekatannya dengan karyawan mungkin terlalu ‘intim’ sehingga para karyawan tidak canggung dalam mengutarakan semua perasaannya.



















BAB IV
PENUTUP

4.1  KESIMPULAN
           Komunikasi yang merupakan keterkaitan antara individu-individu dengan organisasi, mempunyai peranan yang cukup penting bagi berjalannya fungsi-fungsi dalam sebuah organisasi. Untuk melakukan komunikasi
secara efektif, perlu adanya pemilihan pola komunikasi baik melalui saluran komunikasi formal maupun nonformal. Saluran komunikasi formal dapat dilakukan dengan tiga bentuk komunikasi, yaitu komunikasi ke atas, komunikasi ke bawah,dan komunikasi horizontal. Apabila dalam komunikasi formal, saluran komunikasinya didasarkan pada posisi kedudukan atau jabatan yang telah diatur sesuai jenjang hierarkinya, dalam komunikasi informal semua informasi tidak lagi diatur menurut jenjang hierarkinya tetapi lebih luwes.
Dengan semakin berkembangnya suatu organisasi, sebagian tanggung jawab dan wewenang seorang manajer akan didelegasika kepada bawahannya. Ssalah satu faktor penting dalam mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab adalah adnya unsur kepercayaan yang besar terhadap bawahan.
Tanpa melihat dimana anda bekerja atau apa yang anda lakukan, komunikasi akan mempunyai peranan yang sangat penting bagi kemajuan karier anda. Dengan melakukan penelaahan terhadap apa yang menjadi kekuatan kelemahan yang anda miliki, menentukan tujuan yang realistik, dan melakukan latihan berbagai bentuk komunikasi, anda akan dapat meningkatkan keterampilan komunikasi anda.

4.2  SARAN
           Demikian pengetahuan tentang komunikasi dalam organisasi. Tentunya masih jauh dari yang diharapkan tetapi paling tidak menggugah dan dapat diperkaya dalam proses pembelajaran maupun bahan renungan ketika dalam mengelola organisasi kemasyarakatan, organisasi pelayanan, dan organisasi sejenis. Sekiranya Saya berharap semoga para pembaca dapatuntuk mengkritisi dan  menambah dengan  ide-ide konstruktif untuk lebih sempurnanya makalah ini

4.3  DAFTAR PUSTAKA
1.      Muhammad, Arni. 2014. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara
2.      Mulyana, Deddy. 2013. Komunikasi Organisasi . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar