KOMUNIKASI ORGANISASI
PERAMASALAHAN : ANALISIS ALUR KOMUNIKASI ORGANISASI
Diajukan Untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah
Komunikasi Organisasi

Disusun oleh :
FRISKILA DESI ( C1021511RB5108 )
2016
UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP BANDUNG
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI DAN ADMINUSTRASI
DOSEN : Pupi Indriati Z,S.Sos,M.Si
REGULER SORE
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………
DAFTAR ISI
……………………………………………………….
KATA PENGANTAR .…………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN .…………………………………..………..
1.1
Latar Belakang ……………………………….
1.2
Rumusan Masalah …………………………...
1.3 Tujuan ………………………………………….
BAB II KERANGKA TEORI
………………………………………..
2.1 Pengertian Organisasi ………………………..
2.2 Pengertian Komunikasi ……………………....
2.3 Alur Komunikasi dalam Organisasi ………...
BAB III ANALISA ORGANISASI
………………………………….
3.I Kesimpulan
…………………………………....
3.II Saran
………………………………………..….
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………….
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur alhamdulillah, kami
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya
dan Inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dengan terselesaikannya tugas makalah
ini. kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
ini, masih banyak terdapat kekeliruan, seperti pepatah tak ada gading yang tak retak, Kami akan sangat berlapang dada
dan berbesar hati menerima saran dan kritik yang sifatnya membangun, bermanfaat
bagi kelanjutan pembuatan makalah yang selanjutnya.
Bandung, Maret 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alur komunikasi diatur di dalam
organisasi. Ada secara eksplisit dan implisit pembatas pada siapa dapat
berkomunikasi, dengan cara bagaimana, tentang apa, dan untuk tujuan apa.
ciri-ciri arah dan alur komunikasi organisasional adalah Komunikasi keatas,
kebawah, dan menyamping
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
dipaparkan, maka dapat dirumuskan masalah yaitu :
Bagaimanakan alur komunikasi sebuah
perusahaan atau organisasi yang ada
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk menganalisa alur komunikasi sebuah organisasi dan memaparkan sebuah kasus
dalam organisasi tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Organisasi
Dalam
berorganisasi, komunikasi merupakan elemen penting. Tanpa adanya komunikasi,
sebuah organisasi hanyalah serangkaian manusia, alat-alat, dan proses yang
tidak dapat bekerja sama. Menurut Carl I.
Hovland, komunikasi
adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan
(biasanya lambing-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate).
2.2 Pengertian
Komunikasi
Brent D. Ruben (1988), komunikasi yang
komprehensif yaitu komunikasi manusia adalah suatu proses melalui mana individu
dalam hubungannya, dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat
menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi
lingkungannya dan orang lain.
Seiler
( 1988), komunikasi yang universal yaitu komunikasi adalah proses dengan mana
symbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima, dan diberi arti.
2.3 Alur
Komunikasi dalam Organisasi
Komunikasi
Ke Atas
Komunikasi
Ke Atas dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari tingkat
yang lebih rendah ( Bawahan ) ke tingkat yang lebih tinggi ( penyelia ). Semua
pegawai dalam sebuah organisasi, kecuali mungkin mereka yang menduduki posisi
puncak, mungkin berkomunikasi ke atas –yaitu, setiap bawahanan dapat mempunyai
alasan yang baik atau meminta informasi dari atau memberi informasi kepada
seseorang yang otoritasnya lebih tinggi dari pada dia. Suatu permohonan atau
komentar yang diarahkan kepada individu yang otoritasnya lebih besar, lebih
tinggi, atau lebih luas merupakan esensi komunikasi keatas.
A). Fungsi Komunikasi ke Atas ( Pace,
1989 ) :
1.
Dengan
adanya komunikasi ke atas supervisior dapat mengetahui kapan bawahannya siap
untuk diberi informasi dari mereka dan bagaimana baiknya mereka menerima apa
yang disampaikan karyawan.
2.
Arus
komunikasi ke Atas memberikan informasi yang berharga bagi pembuatan keputusan.
3.
Komunikasi
ke atas memperkuat apresiai dan loyalitas karyawan terhadap organisasi dengan
jalan memberikan kesempatan untuk menanyakan pertanyaan, mengajukan ide-ide dan
saran-saran tentang jalannya organisasi.
4.
Komunikasi
ke atas membolehkan, bahkan mendorong desas-desus muncul dan membiarkan
supervisior mengetahuinya.
5.
Komunikasi
ke atas menjadikan supervisior dapat menentukan apakah bawahan menangkap arti
seperti yang dia maksudkan dari arus informs ke bawah.
6.
Komunikasi
ke atas menbantu keryawan mengatasi masalah-masalah pekerjaan mereka dan
memperkuat keterlibatan mereka dalam tugas-tugasnya dan organisasi.
B). Apa yang seharusnya Dikomunikasikan
ke Atas :
Kebanyakan
analisis dan penelitian dalam komunikasi ke atas menyatakan bahwa penyelia dan
manajer harus menerima informasi dari bawahan mereka yang :
1.
Memberitahukan
apa yang dilakukan bawahan -pekerjaan mereka,prestasi,kemajuan, dan
rencana-rencana untuk waktu mendatang.
2.
Menjelaskan
persoalan-persoalan kerja yang belum dipecahkan bawahan yang mungkin memerlukan
beberapa macam bantuan.
3.
Memberikan
saran atau gagasan untuk perbaikan dalam unit-unit mereka atau dalam organisasi
sebagai suatu keseluruhan
4.
Mengungkapkan
bagaimana pikiran dan perasaan bawahan tdntang pekerjaan mereka, rekan kerja
mereka, dan organisasi
Pentingnya
Komunikasi Keatas karena beberapa alasan :
1.
Aliran
informasi ke atas memberi informasi berharga untuk pembuatan keputusan oleh
mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawasi kegiatan orang-orang lainnya (
Sharma,1979),
2.
Komunikasi
ke atas memberitahukan kepada penyelia kapan bawahan mereka siap menerima
informasi dari mereka dan seberapa baik bawahan menerima apa yang dikatakan
kepada mereka (Planty & Machaver, 1952 ),
3.
Komunikasi
ke atas memungkinkan –bahkan mendorong- omelan dan keluhkesah muncul ke
permukaan sehingga penyelia tau apa yang mengganggu mereka yang paling dekat
dengan operasi-operasi sebenarnya ( conboy, 1976 ),
4.
Komunikasi
ke atas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada organisasi dengan memberi
kesempatan kepada pegawai untuk mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan
serta saran-saran mengenai operasi organisasi (planty & Machayer, 1952 ),
5.
Komunikasi
ke atas mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah bawahan memahami apa yang
di harapkan dari aliran informasi ke bawah ( planty & machayer, 1952),
6.
Komunikasi
ke atas menbant pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka dan memperkuat
keterlibatan mereka dengan pekerjaan mereka dan dengan organisasi tersebut (
Harriman, 1974).
C) Kesulitan Mendapatkan Informasi ke
Atas (Sharma, 1979 ) :
1.
Kecenderungan
karyawan untuk menyembunyikan perasaan dan pikirannya.
2.
Perasaan
karyawan bahwa pimpinan dan supervisior tidak tertarik kepada masalah mereka.
3.
Kurangnya
Reward atau penghargaan terhadap karyawan yang berkomunikasi ke atas.
4.
Perasaan
karyawan bahwa supervisor dan pimpinan tidak dapat menerima dan berespons
terhadap apa yang dikatakan oleh karyawan.
D). Faktor yang mempengaruhi Efektifitas
Komunikasi ke Atas :
1.
Komunikasi
ke atas lebih mungkin digunakan oleh pembuat keputusan pengelolaan, apabila
pesan itu disampaikan tepat pada waktunya.
2.
Komunikasi
ke atas yang bersifat positif, lebih mungkin di gunakan oleh pembuat keputusan
mengenai pengelolaan dari pada komunikasi yang bersifat negative.
3.
Komunikasi
ke atas lebih mungkin diterima, jika pesan itu mendukung kebijaksanaan yang
baru.
4.
Komunikasi
ke atas memungkinkan lebih efektif, jika komunikasi itu langsung kepada
penerima yang dapat berbuat mengenai hal itu.
5.
Komuniksi
ke atas akan lebih efektif, apabila komunikasi itu mempunyai daya tarik secara
intuatif bagi penerima.
Adanya
komunikasi ke atas yang efektif memberikan beberapa ganjaran bagi pemimpin
secara langsung dan penting. Menurut Planty dan Machaver (Koechler, 1981)
ganjaran ( reward) itu adalah sebagai berikut :
1.
Pimpinan mendapatkan suatu gambaran mengenai
penyempurnaan dari pekerjaan, penyelesaian tugas, masalah masalah perencanaan,
sikap dan perasaan karyawan pada semua tingkat.
2.
Sebelum keruwetan bertambah dalam, pimpinan
dapat memperhatikan individu individu, kebijaksanaan kebijaksanaan, tindakan
tindakan, atau tugas tugas yang mungkin menimbulkan kesulitan.
3.
Dengan bantuan supervise eselon yang lebih
rendah, menyempurnakan seleksi mereka mengenai hal hal yang dikomunikasikan ke
atas
4.
Dengan adanya komunikasi ke atas pimpinan dapat
memperkuat peralatan untuk merekam ide ide dan bantuan dari bawahannya. Hal ini
membantu pimpinan memperoleh jawaban yang lebih baik mengenai masalah masalah
mereka dan tanggung jawab mereka.
5.
Dengan terbukanya arus komunikasi ke atas, pimpinan
membantu arus dan penerimaan komunikasi ke bawah.
E). Prinsip-Prinsip Komunikasi ke Atas (
planty dan machaver (1952) )
1.
Program
komunikasi ke atas yang efektif harus direncanakan.
2.
Program
komunikasi ke atas yang efektif berlangsung secara berkesinambungan.
3.
Program
komunikasi ke atas yang efektif menggunakan saluran rutin.
4.
Program
komunikasi ke atas yang efektif menitikberatkan kepekaan dan penerimaan dalam
pemasukan gagasan dari tingkat yang lebih rendah.
5.
Program
komunikasi ke atas yang efektif mencakup mendengarkan secara objektif.
6.
Program
komunikasi ke atas yang efektif mencakup tindakan untuk menanggapi masalah.
7.
Program
komunikasi ke atas yang efektif menggunakan berbagai media dan metode untuk
meningkatkan aliran informasi.
Komunikasi
ke Bawah
Komunikasi
ke bawah menunjukan arus pesan yang mengalir dari para atasan atau pimpinan
kepada bawahannya. Kebanyakan komunikasi ke bawah digunakan untuk menyampaikan
pesan-pesan yang berkenaan dengan tugas-tugas dan pemeliharaan. Komunikasi ke
bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan
berotoritas tinggi kepada mereka yang berotoritas rendah. Biasanya kita
beranggapan bahwa informasi bergerak dari manajemen kepada para pegawai; namun,
dalam organisasi kebanyakan hubungan ada pada kelompok manajemen (Davis, 1967).

A). Tipe-tipe Komunikasi ke Bawah :
1.
Instruksi
Tugas, yaitu pesan yang disampaikan kepada bawahan mengenai apa yang diharapkan
dilakukan mereka dan bagaimana melakukannya.
2.
Rasional,
rasional pekerjaan adalah pesan yang menjelaskan mengenai tujuan aktivitas dan
bagaimana kaitan aktivitas itu dengan aktivitas lain dalam organisasi atau
objektif organisasi.
3.
Ideologi,
pesan mengenai ideology ini adalah merupakan perluasan dari pesan rasional.
4.
Informasi,
pesan inforamasi dimksudkan untuk memperkenalkan bawahan dengan praktik-praktik
organisasi, peraturan-peraturan organisasional, keuntungan, kebiasaan dan data
lain yang tidak berhubungan dengan instruksi dan rasional.
5.
Balikan,
adalah pesan yang berisi infomasi mengenai ketepatan individu dalam melakukan
pekerjaannya.
Jenis Komunikasi yang biasa
dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan (Katz & Khan 1966 )
1.
Informasi
mengenai bagaimana melakukan pekerjaan,
2.
Informasi
mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan,
3.
Informasi
mengenai kebijakan dan praktik0praktik organisasi,
4.
Informasi
mengenai kinerja pegawai, dan
5.
Informasi
untuk mengembangkan rasa memiliki tugas ( sense of mission).
B). Faktor yang mempengaruhi Komunikasi
ke Bawah :
1.
Keterbukaan
2.
Kepercayaan
pada pesan tulisan
3.
Pesan
yang berlebihan
4.
Timing
5.
Penyaringan
C). Penyempurnaan Komunikasi ke Bawah (
Davis, 1976 ) :
1.
Pimpinan
Hendaklah sanggup memberikan informasi kepada karyawan apabila dibutuhkan
mereka.
2.
Pemimpin
hendaklah membagi informasi yang dibutuhkan oleh karyawan.
3.
Pemimpin
hendaklah mengembangkan suatu perencanaan komunikasi
4.
Pimpinan
hendaklah berusaha membentuk kepercayaan diantara pengirim dan penerima pesan.
D). Metode Komunikasi ke Bawah ( pace,
1984 ) mengemukakan ada empat klasifikasi metode itu yaitu : Metode lisan,
Tulisan, Gambar dan campuran dari lisan-tulisan dan gambar. Untuk menentukan
mana metode yang tepat digunakan oleh pimpinan ada kriteria yang dapat
digunakan sepert berikut :
1.
Ketersediaan
2.
Biaya
3.
Dampak
4.
Relevansi
5.
Respons
6.
Skil
Komunikasi
Horizontal
Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan di antara orang
orang yang sama tingkatan otoritasnya di dalam organisasi. Pesan yang mengalir
menurut fungsi dalam organisasi diarahkan secara horizontal. Pesan ini biasanya
berhubungan dengan tugas tugas atau tujuan kemanusiaan, seperti koordinasi,
pemecahan masalah, penyelesaian konflik dan saling memberikan informasi.
A). Tujuan
Komunikasi Horizontal:
1.
Mengkordinasikan tugas tugas
2.
saling membagi informasi untuk perencanaan dan
aktifitas aktifitas
3.
Memecahkan masalah yang timbul di antara orang
orang yang berada dalam tingkat yang sama. Dengan adanya keterlibatan dalam
memecahkan masalah akan menambah kepercayaan dan moral dari karyawan.
4.
menyelesaikan konflik di antara anggota yang
ada dalam bagian organisasi dan juga antara bagian dengan bagina lainnya.
Penyelesaian konflik ini bagi perkembangan sosial dan emosional dari anggota
dan juga menciptakan iklim organisasi yang baik.
5.
menjamin pemahaman yang sama. Bila perubahan
dalam suatu organisasi diusulkan, maka perlu ada pemahaman yang sama antara
unit unit organisasi atau anggota unit orgasnisasi tentang perubahan itu. Untuk
ini mungkin suatu unit dengan unit lainnya mengadakan rapat untuk mencari
kesepakatan terhadap perubahan tersebut
6.
mengembangkan sokongan interpersonal. Karena
sebagian besar dari waktu kerja karyawan berinteraksi dengan temannya maka
mereka memperoleh sokongan hubungan interpersonal dari temannya. Hal ini akan
memperkuat hubungan di antara sesame karyawan dan akan membantu kekompakan
dalam kerja kelompok. Interaksi ini akan mengembangkan rasa sosial dan
emosional karyawan.
B). Metode Komunikasi horizontal
Bentuk yang paling umum dari Komunikasi horizontal adalah
kontak interpersonal yang mungkin terjadi dalam berbagai tipe. Di antara bentuk
yang seringkali terjadi adalah sebagai berikut :
1.
Rapat-rapat komite. Rapat rapat komite ini
biasanya diadakan untuk melakukan koordinasi pekerjaan, saling berbagi
informasi, memecahkan masalah dan menyelesaikan konflik di antara sesame
karyawan.
2.
Interaksi informal. Pada waktu jam istirahat.
Anggota unit unit kerja dalam suatu organisasi mungkin bekerja terpisah satu
sama lain, tetapi pada waktu jam istirahat mereka mempunyai kesmpatan berkumpul
bersama saling terlibat dalam komunikasi interpersonal satu sama lain.
3.
Percakapan telepon. Karena pada masa sekarang
tiap-tiap organisasi umumnya mempunyai telepon maka pemberian informasi di
antara satu karyawan dengan karyawan lainnya dapat dilakukan melalui telepon.
Koordinasi aktifitas pekerjaan, beberapa negosiasi dapat dilakukan melalui
percakapan telepon.
4.
Memo dan Nota. Tulisan tangan yang berbentuk
memo atau nota adalah bentuk yang paling umum digunakan dalam berhubungan
dengan teman sekerja.
5.
Aktivitas sosial. Di dalam suatu organisasi
biasnya ada kelompok kelompok untuk rekreasi, olahraga, kegiatan sosial, dan
sebagainya. Kelompok kelompok ini mengembangkan komunikasi horizontal dalam
organisasi.
6.
Kelompok mutu. Yang dimaksud dengan kelompok
mutu ini adalah suatu kelompok dalam organisasi yang secara sukarela
bertanggungjawab untuk memperbaiki mutu pekerjaan mereka.
C).
Masalah dalam Komunikasi horizontal
Kahn dan Katz mengatakan bahwa organisasi yang
agak lebih otoriter mengontrol dengan ketat Komunikasi horizontal ini. Makin
tinggi tingkat pimpinan makin banyak informasi tentang bagian bagian yang ada
di bawah kontrolnya dan makin trendah tingkat pimpinan makin sedikit informasi
yang dikenalnya atau yang hanya berkenan dengan bagianya saja. Keterbatasan informasi
menambah kekuasaan bagi pimpinan untuk berkuasa. Dengan meningkatkan
keterbatasan komunikasi horizontal bawahan menjadi tergantung kepada informasi
yang disampaikan secara vertikal. Pemerintahan yang otoriter adalah contoh yang
ekstrem yang mengontrol komunikasi horizontal.
Sebaliknya dapat pula dilihat bahwa komunikasi
horizontal berkembang serta tidak terkontrol. Karena struktur orgasnisasi
mempunyai lebih banyak bagian bagian dan setiap individu makin mempunyai
spesialisasi tertentu, kebutuhan akan koordinasi bagian bagian menambah
komunikasi horizontal. Jomunikasi horizontal bertambah karena kekuasaan atau
otoritas sentralisasi menjadi berkurang.
Bila karyawan tidak mengajukan pertanyaan dalam
pelaksanaan tugasnya dan tidak pula ada masalah yang akan dipecahkannya, maka
pembicaraan mereka sambil bekerja tidaklah menyangkut hal hal formal lagi, tapi
sudah beralih kepada pembicaraan yang tidak relevan dengan tugas tugasnya.
BAB III
ANALISA ORGANISASI
3.1 Sejarah MGT Radio Bandung
MGT
Radio 101.1 FM pertama kali berdiri pada tahun 1971. Perusahaan yang mendirikan
MGT Radio 101.1 FM yaitu PT Radio Swakarsa Megantara. Radio yang berdiri di
kawasan Buah Batu, Bandung saat ini membidik segmen pendengar Dewasa berusia 25
hingga 39 tahun dengan status ekonomi sosial A dan B. Pembidikan segmen dan
konsep tersebut terbentuk pada tahun 2000 dimana MGT Radio 101.1 FM menemukan
jati dirinya setelah 29 tahun melakukan pergantian konsep dan segmentasi
pendengar.
Profil MGT Radio 101.1 FM MGT Radio
101.1 FM adalah sebuah radio siaran milik PT Radio Swakarsa Megantara. MGT
Radio 101.1 FM merupakan salah satu Radio di Bandung yang mengudara di
frekuensi 101,1 FM dengan mengusung tagline Hanya Memainkan Lagu Terbaik.
Berikut data MGT Radio 101.1 FM yang berhasil penulis dapatkan :
Nama
Badan Hukum : PT. Mustika Parahyangan
Nama
di Udara : 101.1 MGTRADIO
Penanggung
Jawab : Budidarma Putra
Frekuensi
: FM 101.1 MHz
No.
Anggota PRSSNI : 021-I/1971
Alamat
: Jl. Buahbatu No. 8 Bandung 40262
Nomor
Telepon / Fax : (022) 7311205, 7311206, 7311207 / 7300397
Devisi
Off Air : Megantara Production
Radius
Jangkauan Siaran : Bandung, Subang, Pangalengan, Tasikmalaya,Ciamis, Cianjur,
Puncak
Komposisi
Musik : 50 % lagu Indonesia (POPULER) dan 50 % lagu Barat (POPULER)
Jenis
Musik : Pop, jazz, slow rock, reggae, R&B, dance/ disco 80’s
Format
Musik : Easy listening, adult contemporary, oldies 80’s, 90’s dan today’s hits
Program
Unggulan : BDG610
Program
Unggulan lainnya : BGD47, MGT Play, Zona Request Malam, Hot30 weekend
Struktur
Organisasi MGT Radio 101.1 FM

Alur
Komunikasi MGT Radio
Alur organisasi komunikasi di MGT Radio
bisa dikatakan alur komunikasi ke atas, karena pada dasarnya banyak informasi
yang muncul dari bawahan atau pekerja yang disampaikan kepada atasan.
Contohnya
ada pada bagian marketing, saat bagian marketing mempunyai PO atau klient yang
ingin mengiklan di radio MGT, bagian marketing mendistribusikan materi iklan
yang diberikan klien kepada atasannya yaitu manager
marketing kemudian bagian manager
marketing mendistribusikan lagi kepada station
manager, station manager kepada general
manager dan general manager kepada Direktur
lalu Direktur kepada Direktur Utama.
Atau
juga pada bagian Program, jika ada suatu kesalahan dalam sebuah on air maka tentu saja bagian yang jabatannya di
bawah Program Director yang akan
mungkin pertama mengetahui kendala nya seperti apa, karena PD biasanya
melakukan mixing lagu saat siaran berlangsung jadi kemungkinan besar dia tidak
mendengarkan on air yang sedang
berjalan. Misalnya jika ada kegagalan dalam mixing lagu pada RCS yang dibuat
penyiar orang yang biasanya lebih tahu akan kesalahan itu adalah Front Office karena Front office hampir mendengarkan siaran radio MGT selama masa dia
bekerja, dan biasanya juga front office
atau siapapun yang mendengarkan kegagalan itu akan langsung memberitahukan
kepada bagian PD agar bisa di perbaiki.
Meskipun semua keputusan berada di
tangan pimpinan, tapi para bawahan di Radio MGT mempunyai keleluasaan berbicara
pada saat meeting rapat koordinasi sehingga banyak sekali masukan dari bawahan
yang di ambil oleh pimpinan untuk dijadikan keputusan. Tapi tentu saja itu juga
dibutuhkan pertimbangan yang matang juga tanggung jawab dari bawahan itu
sendiri agar dapat melaksanakan ide/gagasannya dengan baik.
Tapi terdapat beberapa kelemahan
dalam alur komunikasi ini misalnya saja karena luasnya keterbukaan berpendapat
dan menyampaikan informasi maka para bawahan banyak yang acuh / tidak menggangap
pada atasannya. Dan mungkin lebih parahnya lagi banyak yang berfikiran bahwa
mereka bisa bekerja dengan baik meskipun tanpa di beritahu atau di tugaskan
oleh pimpinannya. Dan para pimpinan mun menjadi tidak punya wibawa karena
kedekatannya dengan karyawan mungkin terlalu ‘intim’ sehingga para karyawan tidak
canggung dalam mengutarakan semua perasaannya.
BAB IV
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
Komunikasi yang merupakan
keterkaitan antara individu-individu dengan organisasi, mempunyai peranan yang
cukup penting bagi berjalannya fungsi-fungsi dalam sebuah organisasi. Untuk
melakukan komunikasi
secara efektif, perlu adanya pemilihan pola
komunikasi baik melalui saluran komunikasi formal maupun nonformal. Saluran
komunikasi formal dapat dilakukan dengan tiga bentuk komunikasi, yaitu
komunikasi ke atas, komunikasi ke bawah,dan komunikasi horizontal. Apabila
dalam komunikasi formal, saluran komunikasinya didasarkan pada posisi kedudukan
atau jabatan yang telah diatur sesuai jenjang hierarkinya, dalam komunikasi
informal semua informasi tidak lagi diatur menurut jenjang hierarkinya tetapi
lebih luwes.
Dengan semakin berkembangnya suatu organisasi,
sebagian tanggung jawab dan wewenang seorang manajer akan didelegasika kepada
bawahannya. Ssalah satu faktor penting dalam mendelegasikan wewenang dan
tanggung jawab adalah adnya unsur kepercayaan yang besar terhadap bawahan.
Tanpa melihat dimana anda bekerja atau apa yang
anda lakukan, komunikasi akan mempunyai peranan yang sangat penting bagi
kemajuan karier anda. Dengan melakukan penelaahan terhadap apa yang menjadi
kekuatan kelemahan yang anda miliki, menentukan tujuan yang realistik, dan
melakukan latihan berbagai bentuk komunikasi, anda akan dapat meningkatkan
keterampilan komunikasi anda.
4.2
SARAN
Demikian pengetahuan tentang komunikasi
dalam organisasi. Tentunya masih jauh dari yang diharapkan tetapi paling tidak
menggugah dan dapat diperkaya dalam proses pembelajaran maupun bahan renungan
ketika dalam mengelola organisasi kemasyarakatan, organisasi pelayanan, dan organisasi
sejenis. Sekiranya Saya berharap semoga para pembaca dapatuntuk mengkritisi
dan menambah dengan ide-ide konstruktif untuk lebih sempurnanya
makalah ini
4.3
DAFTAR PUSTAKA
1.
Muhammad, Arni.
2014. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara
2.
Mulyana, Deddy.
2013. Komunikasi Organisasi . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar