Jumat, 24 Juni 2016

Makalah TI perkembangan media radio

PERKEMBANGAN MEDIA RADIO

Tujuan Pembuatan Makalah ini adalah menyelesaikan Tugas Teknologi Informasi 


Description: ypkp.png

DISUSUN OLEH :

FRISKILA DESI ( C1021511RB5108 )
GABBY DARA OKTAMI R ( C1021511RB5114  )
APRISKA NAOMI ( C1021511RB5112 )

FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN ADMINISTRASI

Mata Kuliah : Teknologi Informasi
Dosen :  Reza Saeful Rachman.,SS.M.Pd


Kata Pengantar :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.


Bandung, February 2016
Penyusun


















DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ..............................................................................................2
DAFTAR ISI ............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................4
1.1. Latar Belakang Masalah ...................................................................................4
1.2. Tujuan Penulisan ...............................................................................................4
1.3. Rumusan Masalah ........................................................................................... .4
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 5
2.1. Pengertian Media Elektronik…………………………………………….….…5
2.2.
Sejarah Radio dan Perkembangan Media Radio................................................6
2.3.
Teknologi Radio.................................................................................................8
2.4. Gelombang AM dan FM....................................................................................9
2.5. Sistem Kerja Radio………………………………………………..………….11
2.6. Sejarah Radio Satelite……………………………………………..……...…..14
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 15
3.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 15
3.2. Saran ................................................................................................................ 15
LAMPIRAN FOTO ................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 17















BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah

Radio adalah sejarah teknologi yang menghasilkan peralatan radio yang menggunakan gelombang radio. Awalnya sinyal pada siaran radio ditransmisikan melalui gelombang data yang kontinyu baik melalui modulasi amplitudo (AM), maupun modulasi frekuensi (FM). Metode pengiriman sinyal seperti ini disebut analog. Selanjutnya, seiring perkembangan teknologi ditemukanlah internet, dan sinyal digital yang kemudian mengubah cara transmisi sinyal radio.

1.2  Tujuan Penulisan

Makalah ini dimaksudkan untuk membahas tentang sejarah perkembangan radio serta tokoh-tokoh yang berperan dalam penemuan radio pertama kali dan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah teknologi komunikasi.

1.3  Rumusan Masalah

Masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah perkembangan media radio, sejarah radio, teknologi radio, gelombang dalam radio, dan system kerja radio, dan semua nya yang bersangkutan dengan radio.
















BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.  Pengertian Media Elektronik
Media elektronik adalah media yang menggunakan elektronik atau energi elektromekanis bagi pengguna akhir untuk mengakses kontennya. Istilah ini merupakan kontras dari media statis (terutama media cetak), yang meskipun sering dihasilkan secara elektronis tapi tidak membutuhkan elektronik untuk diakses oleh pengguna akhir. Sumber media elektronik yang familier bagi pengguna umum antara lain adalah rekaman video, rekaman audio, presentasi multimedia, dan konten daring. Media elektronik dapat berbentuk analog maupun digital, walaupun media baru pada umumnya berbentuk digital.
Contoh media elektroniknya TV, radio, dan HP (Hand Phone) juga internet. Media elektronik dapat diartikan sebagai perangkat teknologi yang dapat menggantikan media kertas yang biasa kita gunakan, perangkat teknologi juga memiliki kelebihan daripada media kertas yang biasa kita gunakan seperti perangkat teknologi mudah dipergunakan dan dapat membantu pekerjaan kalian menjadi lebih cepat, dan juga perangkat teknologi tidak menghabiskan tempat yang banyak jika pekerjaan kita telah menumpuk dengan banyak. Dimana-mana media elektronik mudah untuk didapatkan, karena terdapat dan tersedia di mana-mana. Media elektronik dapat dikatakan sebagai sumber informasi yang utama bagi kita dan bahkan bagi seluruh orang yang ada di dunia ini. Dengan adanya media elektronik tersebut, kita dapat mengetahui informasi yang terjadi di sekeliling kita dan bahkan kita dapat mengetahui informasi yang terjadi di seluruh dunia.
















2.2.  Sejarah Radio dan Perkembangan Media Radio
Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).
Dasar teori dari perambatan gelombang elektromagnetik pertama kali dijelaskan pada 1873 oleh James Clerk Maxwell dalam papernya di Royal Society mengenai teori dinamika medan elektromagnetik (bahasa Inggris: A dynamical theory of the electromagnetic field), berdasarkan hasil kerja penelitiannya antara 1861 dan 1865.

Sejarah Radio

Sejarah radio dimulai pada tahun 1800-an di 2 tempat yang berbeda, pertama oleh Joseph Henry, seorang profesor dari Pinceton University dan Michael Faraday seorang fisikawan dari Inggris. Mereka mengembangkan teori induksi. Percobaan mereka pada elektromagnet membuktikan kalau arus listrik pada sebatang kawat akan menimbulkan arus listrik pada batang kawat yang lain meskipun kedua batang kawat ini tidak saling berhubungan. Lalu dilanjutkan oleh James Clerk Maxwell pada tahun 1873 menjelaskan tentang dasar teori perambatan elektromagnetik. Ia mengatakan arus listrik dapat membuat medan magnet dan gelombang elektromagnet itu sendiri bergerak dengan kecepatan cahaya. Pada tahun 1878 David E. Hughes merupakan orang yang pertama kali mengirimkan serta menerima gelombang radio namun masih banyak yang meragukan penemuannya. Lalu munculah Heinrich Hertz, seorang fisikawan jerman melakukan eksperimen dengan memperagakanradiasi radio memiliki sebuah gelombang yang sekarang lebih dikenal sebagai gelombang Hertzian. Hal besar dalam sejarah radio adalah pada tahun 1895 saat Guglielmo Marconi berhasil mengirimkan sinyal radio dengan menggunakan gelombang elektromagnet sejauh 1,5 km dan pada tahun 1901 sinyal ini dapat melewati  samudra atlantik sehingga dunia mencatat nama Guglielmo Marconi sebagai penemu radio. Pada tahun 1896, ia mendapat hak paten atas telegraf nirkabel dengan menggunakan dua sirkuit. Pada tahun 1912, Edwin Howard Armstrong menemukan penguat gelombang radio. Alat ini digunakan untuk menangkap sinyal elektromagnetik dari transmisi radio lalu memberikan sinyal balik dari tabung. Dengan cara ini, kekuatan sinyal sangat meningkat sebanyak 20.000 kali perdetik serta suara yang ditangkap menjadi jauh lebih kuat. Penemuan ini snagat berperan dalam perkembangan radio karena membuat penyiaran radio menjadi jauh lebih efisien. Terjadi perguliran mengenai hak paten yang cukup rumit antara armstrong dengan perusahaan-perusahaan radio yang membeli hak patennya dan penyiaran radio mulai dipublikasikan dan masyarakat pun mulai memyukainya. Armstrong pun membuat terobosan baru yaitu sistem radio FM yang jelas memiliki kelebihan dibanding sistem lama karena memberi  kejernihan suara yang lebih tinggi meskipun ada badai sekalipun. Sistem ini juga menyediakan gelombang tunggal yang dapat membawa dua program radio dalam  sekali angkut. Hal ini disebut multiplexing. Stasion radio FM pertama didirikan di Alpine, New Jersey. Saluran FM sangat mendominasi sistem radio serta digunakan oleh Badan Antariksa Nasional Amerika, NASA.

Sejarah Singkat Perekembangan Media Radio

1877 :  Edison memperkenalkan phonograph
1895 :  Marconi menemukan radio transmitter dan menjadikannya sebuah bisnis
1906 : De Forest menemukan vacuum tube
1920 :  Frank Conrad memulai KDKA di Pittsburg
1926:   RCA memulai jaringan radio NBC
1934 :  Didirikankannya Komisi Komunikasi Federal
1949 :  Dimulainya era radio DJ
1970 :  Stasiun FM meningkat, mulai terdengar gaungnya dan sudah memiliki audience yang       segmented
1996 :  Perilaku komunikasi menyebabkan banyak radio yang melakukan merger dan kerjasama
2000 :  Situs internet Napster diperintahkan untuk mengakhiri saling berbagi file di internet         secara bebas
2002 :  Stasiun Radio Web setuju untuk berbagi sebagian keuntungannya untuk para musisi dan label untuk menggunakan hak cipta musik.














2.3. Teknologi Radio

              Radio Digital merupakan teknologi radio yang mengirimkan informasi dengan menggunakan sinyal digital. Radio digital memiliki banyak kelebihan diantaranya mutu sinyal yang lebih bagus serta kejernihan suara yang ditawarkan lebih tinggi. Fasilitas-fasiitas lain yang ditawarkan radio digital antara lain seperti dapat di-pause, rewind, atau sekalipun disimpan jika kita ingin mendengarkannya nanti. Sistem ini menggabungkan sinyal audio analog dengan sinyal audio digital sehingga tercipta kompabilitas antara penyiaran radio analog dan radio digital. Untuk memaksimalkan kelebihan pemrosesan sinyal digital, kabel fiber optic digunakan di seluruh bagian pusat siaran (broadcast centre). Fiber optic ini sangat tahan terhadap interferensi frekuensi radio dibandingkan dengan kabel tembaga serta terhadap dengung yang ditimbulkan dari perangkat-perangkat listrik. Seperti yang kita tahu saat ini rentang frekuensi antar stasiun-stasiun radio FM yang telah disepakati adalah 350 KHz. Sedangkan siaran dari radio digital hanya memerlukan sekitar 60 KHz. Sehingga akan banyak ruang kosong yang nantinya dapat diisi oleh penyelenggara dari stasiun radio FM. Satu frekuensi dari radio digital dapat diisi oleh lima sampai  enam program radio. Pada Maret-Mei 2006, industri penyiaran radio digital sudah melakukan uji coba. Uji coba ini menggunakan IBOC system, dilaksanakan oleh anggota dari Forum Radio Jaringan Indonesia (FRJI). Siaran yang digunakan adalah siaran Delta 99,1 FM. Uji coba akan dilakukan menggunakan sistem Digital DAB (Digital Audio Broadcasting). Uji coba ini telah dilaksanakan bulan Agustus 2006 di radio Ramako, Sonora, Prambors, serta I-Radio.






















2.4. Gelombang AM dan FM

     a.       Radio AM
Radio AM (modulasi amplitudo) bekerja dengan prinsip memodulasikan gelombang radio dan gelombang audio. Kedua gelombangg ini sama-sama memiliki amplitudo yang konstan. Namun proses modulasi ini kemudian mengubah amplitudo gelombang penghantar (radio) sesuai dengan amplitudo gelombang audio.
Pada tahun 1896 ilmuwan Italia, Guglielmo Marconi mendapat hak paten atas telegraf nirkabel yang menggunakan dua sirkuit. Pada saat itu sinyal ini hanya bisa dikirim pada jarak dekat. Namun, hal inilah yang memulai perkembangan teknologi radio. Pada tahun 1897 Marconi kembali mempublikasikan penemuan bahwa sinyal nirkabel dapat ditransmisikan pada jarak yang lebih jauh (12 mil). Selanjutnya, pada 1899 Marconi berhasil melakukan komunikasi nirkabel antara Perancis dan Inggris lewat Selat Inggris dengan menggunakan osilator Tesla.
John Ambrose Fleming pada tahun 1904 menemukan bahwa tabung audion dapat digunakan sebagai receiver nirkabel bagi teknologi radio ini. Dua tahun kemudian Dr. Lee deForest menemukan tabung elektron yang terdiri dari tiga elemen (triode audion). Penemuan ini memungkinkan gelombang suara ditransmisikan melalui sistem komunikasi nirkabel. Tetapi sinyal yang ditangkap masih sangat lemah. Barulah pada tahun 1912 [[Edwin Howard Armstrong menemukan penguat gelombang radio disebut juga radio amplifier. Alat ini bekerja dengan cara menangkap sinyal elektromagnetik dari transmisi radio dan memberikan sinyal balik dari tabung. Dengan begitu kekuatan sinyal akan meningkat sebanyak 20.000 kali perdetik. Suara yang ditangkap juga jauh lebih kuat sehingga bisa didengar langsung tanpa menggunakan earphone. Penemuan ini kemudian menjadi sangat penting dalam sistem komunikasi radio karena jauh lebih efisien dibandingkan alat terdahulu. Meskipun demikian hak paten atas amplifier jatuh ke tangan Dr. Lee deforest. Sampai saat ini radio amplifier masih menjadi teknologi inti pada pesawat radio.
Awalnya penggunanaan radio AM hanya untuk keperluan telegram nirkabel. Orang pertama yang melakukan siaran radio dengan suara manusia adalah Reginald Aubrey Fessenden. Ia melakukan siaran radio pertama dengan suara manusia pada 23 Desember 1900 pada jarak 50 mil (dari Cobb Island ke Arlington, Virginia) Saat ini radio AM tidak terlalu banyak digunakan untuk siaran radio komersial karena kualitas suara yang buruk.

            b.      Radio FM
Radio FM (modulasi frekuensi) bekerja dengan prinsip yang serupa dengan radio AM, yaitu dengan memodulasi gelombang radio (penghantar) dengan gelombang audio. Hanya saja, pada radio FM proses modulasi ini menyebabkan perubahan pada frekuensi.
Ketika radio AM umum digunakan, Armstrong menemukan bahwa masalah lain radio terletak pada jenis sinyal yang ditransmisikan. Pada saat itu gelombang audio ditransmisikan bersama gelombang radio dengan menggunakan modulasi amplitudo (AM). Modulasi ini sangat rentan akan gangguan cuaca. Pada akhir 1920-an Armstrong mulai mencoba menggunakan modulasi dimana amplitudo gelombang penghantar (radio) dibuat konstan. Pada tahun 1933 ia akhirnya menemukan sistem modulasi frekuensi (FM) yang menghasilkan suara jauh lebih jernih, serta tidak terganggu oleh cuaca buruk.
Sayangnya teknologi ini tidak serta merta digunakan secara massal. Depresi ekonomi pada tahun 1930-an menyebabkan industri radio enggan mengadopsi sistem baru ini karena mengharuskan penggantian transmiter dan receiver yang memakan banyak biaya. Baru pada tahun 1940 Armstrong bisa mendirikan stasiun radio FM pertama dengan biayanya sendiri. Dua tahun kemudian Federal Communication Comission (FCC) mengalokasikan beberapa frekuensi untuk stasiun radio FM yang dibangun Armstrong. Perlu waktu lama bagi modulasi frekuensi untuk menjadi sistem yang digunakan secara luas. Selain itu hak paten juga tidak kunjung didapatkan oleh Armstrong.
Frustasi akan segala kesulitan dalam memperjuangkan sistem FM, Armstrong mengakhiri hidupnya secara tragis dengan cara bunuh diri. Beruntung istrinya kemudian berhasil memperjuangkan hak-hak Armstrong atas penemuannya. Barulah pada akhir 1960-an FM menjadi sistem yang benar-benar mapan. Hampir 2000 stasiun radio FM tersebar di Amerika, FM menjadi penyokong gelombang mikro (microwave), pada akhirnya FM benar-benar diakui sebagai sistem unggulan di berbagai bidang komunikasi.



























2.5. Sistem Kerja Radio
                  
Sinyal radio dipancarkan menggunakan gelombang pembawa. Gelombang radio merupakan bagian dari spektrum elektromagnetik. Gelombang radio dengan panjang gelombang paling panjang dipantulkan oleh lapisan udara yang berada tinggi dalam atmosfer Bumi, disebut ionosfer. Dengan cara ini, pesan lewat radio dapat dipantulkan sehingga mencapai jarak yang amat jauh.

Pemancar radio mengubah, atau melakukan modulasi gelombang radio agar dapat menyampaikan informasi.
Dalam radio AM, ketinggian dari gelombang pembawa diubah-ubah menurut suara yang ditangkap oleh mikrofon. Dalam radio FM, frekuensi atau jarak antara puncak radio yang diubah. Pesawat penerima radio menangkap sinyal ini, memperkuat dan kemudian mengartikannya. Bila sinyal itu lemah, radio AM dapat mengeluarkan bunyi gemerisik, itulah sebabnya radio ini digantikan oleh radio FM yang penerimaannya jauh lebih jernih.

Cara Kerja Pemancar radio


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVvby5TmOUFamoZuuwbZkreQylfHjMwarzXSRH2dl5RYcrq6dxpjmfT-wqQuBsvyPFHUWJY-f2ur2Vp2IP0RrZRcBe5_CMGqbkzaXkG_aiPGQ93rlU6kPcw0c9o78hBH2biQTNZFOVn7sd/s200/sketsa+rasio+pemancar.jpgSinyal radio dibangkitkan dengan rangkaian osilator yang dibentuk dengan transistor Q1 9016, frekuensi kerja dari osilator ini ditentukan oleh kristal Y1 yang bernilai 27,145 MHz. Bagian yang sangat kritis dari rangkaian osilator ini adalah T1, L1 dan L2
Kerja dari osilator ini dikendalikan oleh gerbang NOR U2D 14001, saat output gerbang (kaki nomor 3) ini bernilai ‘1’, osilator akan bekerja dan mengirimkan frekuensi radio 27,145 MHz, dan pada saat output U2D bernilai ‘0’ osilator akan berhenti bekerja.

Gerbang NOR U2D menerima sinyal clock dari gerbang NOR U2B. Gerbang NOR jenis CMOS dengan bantuan resistor R4 dan R5 serta kapasitor C8 membentuk sebuah rangkaian oscilator frekuensi rendah pembentuk clock untuk mengendalikan rangkaian digital yang ada. Kerja dari pembangkit clock ini dikendalikan lewat input kaki 6, rangkaian akan membangkitkan clock kalau input ini berlevel ‘0’.

Gerbang NOR U2A dan U2C membentuk sebuah rangkaian Latch (RS Flip Flop), karena pengaruh resistor R2 dan kapasitor C11 yang diumpankan ke kaki nomor 9 di U2C, pada saat rangkaian mendapat catu daya output U2C pasti menjadi ‘1’ dan output U2A (kaki nomor 3) menjadi ‘0’. Keadaan ini akang mengakibatkan pembangkit clock U2b bekerja membangkitkan clock dan melepas keadaan reset IC pencacah 14024 (U1), sehingga U1 mulai mencacah dan rangkaian osilator 27,145 MHZ mengirimkan pulsa-pulsa frekuensi selama pembangkit clockbekerja.

Pada saat mulai mencacah, semua output IC pencacah 14024 dalam kedaan ‘0’, setelah mencacah 8 pulsa maka output Q4 (kaki nomor 6) akan menjadi ‘1’, setelah mencacah 16 pulsa output Q5 (kaki nomor 5) menjadi ‘1’, setelah mencacah 32 pulsa output Q6 (kaki nomor 4) menjadi ‘1’, setelah mencacah 64 pulsa output Q7 (kaki nomor 3) menjadi ‘1’.

Output-output diatas dipakai untuk mengendalikan tegangan kaki 9 U2C lewat diode D1 dan D2, selama salah satu output itu masih bernilai ‘0’ maka pembangkit clock U2B masih bekerja, hal ini akan berlangsung terus sampai katode D1 dankatode D2 menjadi ‘1’ sehingga kaki 9 U2C menjadi ‘1’ pula. Keadaan ini akan mengakibatkan output kaki 3 U2A menjadi ‘1’, yang menghentikan pembangkit clock U2B dan me-reset pencacah 14024 danberhenti sudah pengiriman pulsa frekuensi 27.145 MHz.

Untuk membangkitkan jeda waktu agar rangkaian penerima mempunyai cukup waktu melaksanakan perintah, dipakai rangkaian Q2 9014, resistor R7 dan kapasitor C10. Besarnya waktu jeda ditentukan oleh besarnya nilai R7 dan C10. Saklar untuk mengirim perintah maju/mundur dan untuk mengirim perintah kiri/kanan merupakan dua saklar yang terpisah. Masing-masing saklar mempunyai 3 posisi, posisi tengah berarti skalar itu tidak mengirim perintah.


Cara Kerja Penerima Radio

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOMuO-sbgE8dgto2m1_hOyZ5nlYvGYCbO1msQscuRypK0GPDv3Jc3Qoeid0_Zw7uO4S2OgHPfgQmnABe_rgeA046WAxcCTVlPqCss_D7CNYAzf7iKXVdtFMmBG8ipNxv21WpVRnEIQKScO/s200/penerima+radio.jpg
Gambar ini merupakan gambar rangkaian penerima yang dipasangkan dimobil-mobilan, berfungsi menerima sinyal dari pemancar untuk mengendalikan motor mobil-mobilan , agar mobil-mobilan bisa bergerak maju/mundur dan kiri/kanan. Transistor Q1 dengan bantuan resistor; kapasitor dan T1 membentuk sebagai rangkaian penerima sinyal radio 27,145 MHz. T1 dalam rangkaian ini persis sama dengan T1 yang dipakai di rangkaian Pemancar, cara pembuatannya dibahas dibawah.

Transistor Q2 berikut perlangkapannya membentuk rangkaian untuk merubah pulsa-pulsafrekuensi radio yang diterima dari pemancar menjadi pulsa-pulsa kotak yang bisa diterima sebagai sinyal digital oleh IC CMOS. Sinyal digital tadi akan diterima sebagai clock yang akan dicacah oleh IC pencacah 14024 (U2). Output 14024 akan sesuai dengan jumlah pulsa yang dikirim pemancar, perintah maju dan kiri (yang dipakai sebagai contoh dalam pembahasan bagian pemancar) merupakan pulsa sejumlah 24, hasil pencacahan pulsa ini mengakibatkan output 14024 menjadi Q4=’1’, Q5=’1’, Q6=’0’ dan Q7=’0’.

Sinyal digital yang diterima selain dipakai sebagai clock pencacah U2 IC 14024 yang dibicarakan di atas, dipakai pula untuk menggerakan 3 buah rangkaian penunda waktu untuk membangkitkan pulsa-pulsa yang berfungsi mengatur kerja rangkaian.

Pulsa pengatur pertama akan muncul setelah kiriman pulsa frekuensi terhenti karena jeda waktu antara pengiriman kode, pulsa ini berfungsi untuk merekam hasil cacahan 14024 ke U3 14042 (D Flip Flop), sehingga kondisi akhir 14024 tetap dipertahankan untuk mengendalikan motor. Setelah hasil 14042 direkam ke 14024, pencacah 14042 direset oleh pulsa kedua, agar setelah lewat jeda waktu pencacah 14042 bisa mencacah mulai dari 0 kembali.

Rangkaian yang dibentuk dengan transistor Q3, Q4, Q7, Q8, Q9 dan Q10 dinamakan sebagai rangkaian H Bridge, rangkaian ini sangat handal untuk menggerakan motor DC. Dengan rangkaian ini motor DC bisa diputar ke-kanan, ke-kiri atau berhenti gerak. Syarat utama pemakaian rangkaian ini adalah tegangan basis Q7 dan tegangan basis Q10 harus berlawanan, misalnya basis Q7=’1’ dan basis Q10=’0’ motor berputar ke kiri, basis Q7=’0’ dan basis Q10=’1’ motor akan berputar ke kanan, basis Q7=’0’ dan basis Q10=’0’ motor berhenti gerak, tapi tidak boleh terjadi basis Q7=’1’ dan basis Q10=’1’.

Demikian pula Q5, Q6, Q11, Q12, Q13 dan Q14 membentuk sebuah H Bridge. H Bridge bagian kiri pada Gambar 2 dipakai untuk mengendalikan motor yang mengatur gerak mobil-mobilan kekiri/kanan, sedangkan H Bridge bagian kanan dipakai untuk mengendalikan motor yang mengatur gerak maju/mundur mobil-mobilan.

Hubungan antara outpur pencacah 14042 dan input D Flip Flop 14024 sudah disusun sedemikian rupa sehingga sinyal yang diumpankan ke masing-masing H Bridge tidak mungkin semuanya ‘1’ secara bersamaan.

Antena Pemancar Radio

Antena berfungsi meradiasi dan sekaligus menangkap sinyal radiasi gelombang radio.Antena dibedakan menjadi dua berdasarkan arah pancaran, yaitu:
Omnidirectional (segala arah). Antena ini meradiasikan gelombang radio yang sama kuat kesegala arah.
Bidirectional (dua arah). Antena ini meradiasikan gelombang radio yang sama kuat ke hanya dua arah. Dua parameter yang perlu diperhatikan pada antena adalah polarisasi dan penguatannya. Secara sederhana, sebuah antena mempunyai polarisasi vertikal jika antenna tersebut diletakan pada posisi tegak lurus terhadap bumi. Antena dengan polarisasi vertikal akan menghasilkan gelombang radiodengan polarisasi vertikal juga. Selain vertikal, ada pula antenna berpolarisasi horizontal, bila bidang antena berposisi sejajar dengan bumi.








2.6. Sejarah Radio Satelite
Radio satelit mentransmisikan gelombang audio menggunakan sinyal digital. Berbeda dengan sinyal analog yang menggunakan gelombang kontinyu, gelombang suara ditransmisikan melalui sinyal digital yang terdiri atas kode-kode biner 0 dan 1. Sinyal ini ditransmisikan ke daerah jangkauan yang jauh lebih luas karena menggunakan satelit. Hanya saja siaran radio hanya dapat diterima oleh perangkat khusus yang bisa menerjemahkan sinyal terenkripsi. Siaran radio satelit juga hanya bisa diterima di tempat terbuka dimana antena pada pesawat radio memiliki garis pandang dengan satelit pemancar. Radio satelit hanya bisa bekerja yang tidak memiliki penghalang besar seperti terowongan atau gedung. Oleh karena itu perangkat radio satelit banyak dipromosikan untuk radio mobil. Untuk mendapat transmisi siaran yang baik, perlu dibuat stasiun repeater seperti di Amerika agar kualitas layanan prima.
Perangkat yang mahal (karena menggunakan satelit) membuat sistem ini komersil. Pendengar harus berlangganan untuk dapat mendengarkan siaran radio. Meskipun begitu kualitas suara yang dihasilkan sangat jernih, tidak lagi terdapat noise seperti siaran radio konvensional. Selain itu sebagian besar isi siaran juga bebas iklan dan pendengar memiliki jauh lebih banyak pilihan kanal siaran (lebih dari 120 kanal).
Perusahaan penyedia satelit radio dunia adalah Worldspace yang melayani siaran radio satelit di Amerika, Eropa, Asia, Australia, dan Afrika. Worldspace memiliki tiga satelit yang melayani wilayah berbeda. Di Indonesia, samapai tahun 2002 Worldspace telah bekerja sama dengan RRI, Radio trijaya, Borneo Wave Channel (Masima Group), goindo.com dan Kompas Cyber Media sebagai pengisi konten layanan radio satelit dengan menggunakan satelit Asia Star. mbs fm suci manyar gresik
Teknologi siaran radio mengalami revolusi dengan munculnya siaran radio berbasis satelit (satellite radio broadcast). Sejarahnya dimulai pada tahun 1992 di Amerika Serikat (AS). Saat itu, FCC (Federal Communications Commission) yang merupakan badan pengatur telekomunikasi di AS mengalokasikan sebuah spektrum di band frekuensi “S” (sekitar 2,3 GHz) untuk siaran nasional (di AS) berbasis satelit dengan menggunakan audio digital (digital audio radio service/DARS). Hanya ada empat perusahaan yang mengajukan diri untuk mendapat izin siaran.
Radio
Tahun 1997, FCC memberi izin kepada: CD Radio (yang berganti nama menjadi Sirius Satellite Radio) dan American Mobile Radio (yang berganti nama menjadi XM Satellite Radio). Masing-masing membayar lebih dari 80 juta dollar AS untuk menggunakan band atau pita frekuensi yang tersedia. Ternyata, hanya XM Radio-lah yang dapat melanjutkan bisnisnya dan mulai siaran secara nasional pada 25 September 2001. Sementara Sirius belum mampu menindaklanjuti, dengan gencar XM Radio menawarkan aneka program dan penerimaan audio berkualitas tinggi bagi penggemar home audio dan car audio. Dari pusat siaran (broadcast centre) di Washington DC yang mempunyai 82 studio digital, XM Radio memancarkan 101 saluran yang berisi program acara: musik, berita, wawancara atau talk show, olahraga, komedi, dan acara anak-anak. Ke-101 saluran itu dipancarkan bersama-sama ke satelit. Para pelanggan dapat menerima langsung dari satelit atau melalui stasiun pengulang (repeater) yang ada.


BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

            Dari hasil pembahasan tentang  Perkembangan Media Radio, maka diambil kesimpulan :
            Radio merupakan teknologi yang sudah ada sejak dahulu sampai sekarang, dan penggunaan radio sampai saat ini pun masih banyak diminati oleh orang orang. Melalui makalah ini sekarang kita mengetahui sejarah radio itu bagaimana, perkembangan media radio sejak jaman dahulu saat perang dunia yang di pakai saat perang sampai sekarang ini diaman tenologi semakin canggih. Melalui makalah ini pun kita mengetahui bagaimana system kerja radio, apa itu gelombang AM dan FM.
           

3.2 SARAN
            Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih baik lagi dalam membuat makalah dengan pembahasan yang lebih detail dan lebih baik. Untuk itu, kami membuka diri terhadap kritik maupun saran yang sifatnya membangun. Terima Kasih.





















LAMPIRAN FOTO

    
Radio merk Truetone (perang dunia I)                              Radio marconi
Radio zaman perang dunia II                                                          Radio saku








Radio zaman trend breakdance                              Radio tripleks merk Nationa


DAFTAR PUSTAKA






Tidak ada komentar:

Posting Komentar